Dalam lamunan ku itu, aku menangis mengingat kamu tak ada lagi di sisiku. Tiba-tiba Bunda masuk ke kamar “Dewii,kamu kenapa nak? Kok bunda panggil Bunda ketok-ketok pintu kamar nggak nyahut” kata bunda cemas
“eeehh.. ada bunda, iii.. Iya bun, wi gak dengar bunda manggil Dewii” kataku kaget sambil menghapus air mataku
“apa yang kamu fikirkan nak?” Kata bunda sembari duduk di tepian tempat tidurku.
“Eee.. nggak ada kok bun, Dewii hanya lagi asyik liatin air hujan turun saja kok” kata ku menenangkan bunda.
“Naak, musim hujan datang sudah seminggu dan kamu bunda liatin suka sekali menghabiskan waktu seharian diam di kamar” kata bunda sambil mengelus kepalaku
“iyaaa bun, hanya suasana hujan yang bisa membuat tenang hati Dewii, dan sejuknya suasana ini yang bisa buat Dewii tenang merasakan rindu pada Rafa” kataku sambil menarik nafas berharap air mata yang dari tadi ku bendung tidak jatuh, Rafa adalah pacarku, aku dan dia sudah 3 tahun menjalin hubungan, namun karena kecelakaan pulang sekolah itu maut memisahkan kami.
Bunda memelukku dan berkata “sayang, bunda tau sakitnya kehilangan Rafa, bunda tau gimana kamu sayangnya sama Rafa, tapi kamu juga jangan buat dia sedih di atas sana karena melihat kamu merindukannya sampai melamun terus”
lalu aku menangis dan berkata “Bun, Dewii rindu Rafaaa.. Rafa rindu nggak ya sama Dewii bun?” Sambil terisak-isak aku memeluk erat bunda.
“Dewii sayang, Rafa itu sayang banget sama kamu nak, dia memang sudah tak ada di dunia, tapi dia akan selalu hidup disini” kata bunda menenangkan dan menunjuk ke hati aku.
*hujan berhenti*
lalu bunda berkata “Nak, coba lihat keluar sana!”
Aku pun hanya terdiam lalu melihat ke keluar, tampaklah pelangi Indah yang ikut bantu menenangkan aku saat itu.
Bunda menghampiriku dan berkata “nak,itu pelangi sehabis hujan yang dikirimkan Rafa buat kamu, jangan bersedih lagi ya sayang, Rafa sayang banget sama kamu” aku peluk bunda dan kukecup pipiNya lalu ku lihat langit dan menutup mataku lalu berkata dalam hati “Pelangi, sampaikan rinduku padanya dan katakan padanya aku merindukan dia”
Aku pun merasakan angin datang ikut membantuku menyampaikan rinduku sore itu. Ku peluk erat bundaku dan menggengam erat syal biru pemberian Rafa.
THE END